Thursday, November 20, 2008

Chicken pox 4!!!

selasa 18 november 08. 9.20 pagi
Sebuah pesan masuk ke hape saya.
Isinya kurang lebih mengatakan bahwa Fia belum sembuh karena sisa cacarnya belum kering semua. Masih harus dirumah hingga titik-titik hitamnya mengelupas. Untunglah supir masih di sekolah jadi bisa sekalian menjemputnya segera. Kasihan Fia, belakangan saya baru tahu kalau ia tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran di kelas bersama teman-temannya. Ketika saya balas pesan itu, kapan Fia bisa sekolah, jawabannya adalah saat semua bekas-bekas cacarnya sudah mengering. Pengirim pesannya itu adalah Wali Kelas Fia, yang anaknya juga terkena cacar air.

Chicken pox 3!!!

jumat 14 november 08.malam
secara fisik, Fia sudah tidak mengeluhkan apa-apa lagi.
Nampak titik-itik hitam di beberapa spot tubuhnya yang mulai mengering. Kami pikir, inilah saatnya ke dokter untuk menanyakan apakah Fia sudah bisa kembali ke sekolah 9sekalian minta surat keterangan dokter bahwa Fia memang sakit cacar air. Kesan pertama dokter anak yang kami kunjungi adalah Fia belum sembuh benar. Inilah saatnya si virus varisela itu mencari korban barunya. Kalaupun dipaksakan masuk, akan menular ke teman-temannya yang lain. Jadi dokter menganjurkan untuk istirahat di rumah hingga hari senin dengan perkiraan sisa-sisa cacarnya sudah mengering. Setelah memberikan surat keterangan istirahat di rumah, dokter memberikan resep untuk Fia. Tahu apa yang diresepkan dokter padanya? krim Acyclovir 5% namanya Clinovir, Pil Clinovir (yang juga mengandung acyclovir namun untuk konsumsi oral). Dokter menyebutnya obat anti virus, sirup vitamin yang dikonsumsi sesudah sakit, dan racikan kapsul antibiotik. Total semua 300 ribuan rupiah. Ternyata apa yang sudah kami berikan beberapa waktu lalu Zovirax (acyclovir oral) dan krim Acyclovir 5% yang generiknya sudha benar. Hanya takaran saja, waktu itu seharusnya dikonsumsi sehari tiga kali. Well...saya tidak menyesal dengan keputusan menjaga dan merawat Fia dirumah dalam masa-masa penyembuhan tanpa membawanya ke dokter at the first stage. Karena treatment yang kami berikan ternyata tidak meleset jauh dari obat yang dokter berikan padanya. Untuk Zovirax lihat: http://www.drugs.com/zovirax.html.

Wednesday, November 12, 2008

Chicken pox 2!!

senin sore
pulang dari sekolah, mendapati secarik kertas di atas tempat tidur di kamar.

ooohhh...such a sweet thing...
tulisan itu menghapus semua keletihan
dan terkuaklah rasa haru dari hati yang paling dalam...

terima kasih, Fia....
ini sangat berarti...

Sunday, November 9, 2008

Chicken pox!!!

jumat pagi
'ma aku rasa badanku ngga enak. perutku sakit tapi ngga seperti biasanyakata fia
coba duduk tenang dan trus makan dulu
Keluhan ini biasa terdengar dan biasanya akan selesai masalahnya di toilet.
Beberapa saat setelah makan, ternyata tidak ada perubahan apa-apa.
Ibu, di perut Fia ada beberapa tonjolan kecil...kata mba Yuni.
Wah.....Fia kena cacar air nih...

Karena pagi itu ada ulangan perbaikan matematikan, Fia tetap pergi sekolah.
Setelah selesai mengikuti ulangan perbaikan, Fia pulang.
Sebelumnya Ibu Wali Kelas memberitahu kalau minggu depan sebetulnya adalah minggu yang padat. Akan ada dua ulangan formatif (atau PST, saya lupa) Sains dan IPS.
Kalau bisa, Fia datang hanya untuk ulangannya saja, bu katanya.
Tapi, Fia kan sakit.
Ah ... tak apa. Dari pada ketinggalan pelajaran? imbuhnya lagi.
Saya tidak bisa jawab apa-apa.

Jujur saja, sebetulnya saya gugup.
Badannya tidak panas. Tapi tidak tahu apa tindakan yang tepat.

jumat sore.
Harusnya sore ini ke dokter. Tapi hujan keras.
Setelah melakukan browsing di internet, kami sepakat untuk tidak membawanya ke dokter hari ini.
Saran dari nurse sekolah, kami perhatikan:
- minum air yang banyak
- mandi dengan tambahan cairan PK
- olesi lotion anti gatal
- kalau panas, berikan parasetamol
'Sedapat mungkin istirahat. Kalau si anak pergi ke sekolah, selain kasihan anaknya karena badannya tidak sehat, juga kemungkinan terjadinya penularan bagi teman-nya yang lain' demikian saran tambahan dari nurse.

Saya teringat ucapan Ibu Wali Kelas yang mengatakan di salah satu kelas, ada 13 anak tidak masuk sekolah karena cacar air.

sabtu/minggu
Lama kelamaan, lesi-nya mulai bermunculan. Di punggung, di perut, di dada, di kepala, bahkan di muka, telinga dan bibir bahkan MULUT!!Kasihan Fia.
Akhirnya kami menemukan obat oral untuk mengurangi rasa gatal itu. Zovirax. Dan krem khusus untuk lesi ini namanya:Acyclovir 5%. Menurut apotekernya, krem ini khusus untuk cacar air. Sedangkan calamin untuk penghilang gatal saja. Bahkan ia menyarankan untuk di muka, bisa digunakan parutan jagung manis kemudian di oleskan di muka, agar tidak tertinggal bekas lesi-nya.

Orang tua hanya perlu bersabar menghadapi kerewelan anak saat ia rasa gatal tapi tidak boleh menyentuh apalagi menggaruk tubuhnya. Bisa dibayangkan bukan?

So, jalan keluarnya adalah saat terasa gatal, Fia hanya perlu bilang di mana dan saya akan ambil tisu dan menggaruknya secara perlahan DISEKITAR lesinya.

Melihat kondisi Fia yang memang tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya, membuat saya berpikir, bagaimana ia dapat belajar bahkan mengikuti tes sekolahnya ya?

senin
Hari pertama minggu baru. Kembali bekerja lagi. To do list untuk mba Ina dan mba Yuni untuk lebih ekstra menjaga Fia.
Pagi ini hanya saya dan Yosua yang keluar untuk beraktifitas.
Oya...sebetulnya kami juga sedang menghitung waktu...kapan giliran Yosua.

Dihindari atau justru dibiarkan mengalami penyakit ini sebetulnya juga pilihan orang tua bagi anak-anaknya.

Informasi tentang cacar air (chicken pox):
http://kidshealth.org/parent/infections/skin/chicken_pox.html
http://www.sehatgroup.web.id/guidelines/isiGuide.asp?guideID=9