Friday, February 18, 2011

Berakhir pekan di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta

Jumat sore. Tiba di rumah, ada ide untuk pergi ke museum wiken ini. Yosua ingin ke museum. Salah satu yang ingin dikunjunginya adalah museum olah raga yang ada di TMII. So, keesokan harinya, pas tengah hari berangkatlah kami menuju TMII.

Dengan membayar Rp 46.000,- untuk empat orang dan satu mobil, kami masuk area TMII. Tujuan pertama, Museum Nusantara Indonesia, yang katanya merupakan jendela untuk melihat Indonesia. Tiket masuk, Rp 5000,- per orang. Museum Nusantara Indonesia memiliki tiga lantai. Lantai pertama bertema: Bhinneka Tunggal Ika. Didalamnya terdapat pameran beragam baju adat dan baju pernikahan dari propinsi di Indonesia. Eh ... Propinsi Timor Timur masih ada. Beragam alat musik Indonesia juga ada di lantai ini.

Kemudian, menuju lantai dua. Lantai ini bertema Manusia dan Lingkungan, menunjukkan beragam rumah tinggal, kebiasaan dan adat istiadat, alat rumah tangga juga alat transportasi dari berbagai daerah.

Lantai 3 bertema Seni dan Kriya. Saya menikmati beragam kain dari berbagai daerah. Ternyata, selain batik [yang ternyata juga beragam dari berbagai daerah] banyak jenis kain unik dari berbagai daerah di Indonesia. Sempat saya catat ada songket Palembang dan Minangkabau, Ulos Ragi Idup dari Sumatra Utara yang merupakan koleksi Ibu Tien Suharto, Songket Bali, Songket Sumbawa, Sarung Songket dari Bali, Selendang Bugis. Semuanya unik dengan variasi warna yang menarik. Belum lagi tenun ikat seperti Limar dari Palembang, Sarung Bugis yang berwarna merah muda yang cerah dan Tenun Flores.

Di koleksi batik, dapat kita lihat Batik Surakarta, Solo, Yogyakarta, Madura, Demak, Indramayu, DKI, Tasik, Pekalongan, Palembang dan Jambi. Wuaahh..masing-masing menunjukkan karakter desain yang beragam pula. Selain itu, dapat ditemui pula beragam kerajinan logam, keramik, ukiran kayu & gading. Oya...ada juga mata uang Indonesia tahun 1576. Ukurannya, seperempat kertas A4...besar yaa..kebayang deh dompetnya sebesar apa ya? Oia ada juga mata uang saat pendudukan Jepang dan Belanda di Indonesia.

Di luar, ada spot yang indah untuk foto-foto. Ini hasilnya:









Dua batang pohon besar ini adalah Jati Taminah (Segments of Teak)
Diameter: 2 m
Ditanam: tahun 1692
Ditebang: tahun 1972
Asal: Hutan Randu Blatung Purwodadi, JaTeng..


Hmmm...selisih usia antara waktu Yosua lahir dengan waktu pohon ini ditanam adalah 401 tahun....ck..ck..ck..lagian kenapa juga pohon ini ditebang yak?

Ok, tujuan selanjutnya adalah Museum Olah Raga. Tapi, saat di parkiran mobil, Fia dan Yosua ingin mengendarai semacam sepeda becak (ini sebutan saya). Akhirnya dengan menyewa Rp 60.000 perjam untuk kendaraan ini, Yosua dan Fia mengitari areal parkir dan sekitarnya.



Satu jam berlalu, kami pun makan siang. Tak terasa hari sudah semakin sore. Museum olah raga pun sudah tutup pukul 4 sore. Akhirnya kami menuju Museum Air tawar yang ternyata di depannya ada tempat main anak-anak. Fia dan Yosua pun tertarik bermain di dalam balon mengapung.



Setelah menikmati es krim dan membeli suvenir kaos dan tas untuk Fia, kamipun pulang. Lelah tapi senang melihat Yosua dan Fia menikmati kunjungan TMII kali ini.

Sebelum pulang, saya sempatkan mengambil beberapa shoot senja di TMII.





Butuh lebih dari satu hari untuk benar-benar menikmati setiap museum dan fasilitas rekreasi lainnya di sini.

Sampai lain kali kalau begitu ya...

Wednesday, February 16, 2011

maaf....

Ini surat dari Yosua yang ditulis oleh Fia, kakaknya, tapi kata-katanya asli keluar dari mulut Yosua. Kalimat terakhir baru ditulis sendiri oleh Yosua.



Dari : Yosua
Untuk: Mama
Hal : Permintaan maaf

I'm sorry



Ma, Yosua minta maaf. Karena Yosua menghindar dari masalah. Soalnya waktu tadi Yosua menghindar dari masalah. Begini ceritanya:

Tadi, pas ditelfon [saya menelpon siang dan menanyakan kabar Yosua dan Fia satu per satu- red] Yosua bohong. Tadi sebetulnya Yosua bukan mau main piano. Yosua sebetulnya sedang bermain api dengan kakak. [bagian ini disensor karena tidak ada hubungan dengan konteks permintaan maaf-red]. Sekali lagi Yosua minta maaf ya ma [yang ini asli tulisan Yosua-red]


Terharu saya baca surat ini. Tapi main api? duhhh....

Lepas dari itu, secara tulus dan penuh kebanggaan saya katakan pada Yosua, bahwa saya menghargai keterusterangannya. Saya puji dia dan saya peluk erat-erat. Akhirnya, kami bertiga saling berpelukan setelah sedikit ceramah pendek dari saya.

Atas ijin Yosua, surat ini saya publish di blog ini.
Alangkah indahnya dunia kalau kita bisa seperti anak-anak yang mau menyadari kesalahannya dan mengakuinya satu sama lain.

Thursday, February 3, 2011

SANDY

anggota baru di rumah....




Akhirnya...
Sudah lama Yosua dan Fia menginginkan seekor anjing untuk dipelihara di rumah. Setelah mempertimbangkan lokasi rumah dan situasi rumah, akhirnya diputuskan untuk membeli seekor anak anjing jenis tackle [bener ngak ya tulisannya?]. Jenis anjing ini bertumbuh panjang, bulunya tipis dan ukuran tubuhnya relatif kecil terus.



Jenis anjing ini mengingatkan saya pada cerita Donald Bebek, saat ketiga keponakannya, Kwik Kwek Kwak, membelai anjing ini secara bersamaan. Hal ini dapat dilakukan tentu saja karena panjangnya tubuh anjing ini.

Jujur saja, ide ini sebetulnya kurang berkenan buat saya. Terpikir buat saya adalah, membersihkan kotorannya. Tapi setelah dilakukan perundingan dan kesepakatan dengan Fia dan Yosua, yang berjanji akan memelihara dan merawat serta membersihkan kotorannya, saya pun setuju.

Hari-hari pertama, waktu kami habiskan bermain dengan Sandy. Memberi makan, mengajak bermain, menggendongnya [tentu sajaaa..] dan ....toilet training. Jadwal pemberian makan dan membawanya ke halaman rumput di depan rumah untuk buang air pun dilatih. Lumayanlah selang beberapa hari, pola makan dan waktu ke depannya [iya, bukan ke belakang seperti manusia ya] sedikit demi sedikit menjadi kebiasaan yang memudahkan kami menjaga kebersihan rumah bagian belakang.



Manfaat mempunyai hewan peliharaan
Saya jadi bertanya-tanya, apakah ada hal positif untuk anak saat mereka mempunyai hewan piaraan. Beberapa tulisan menyatakan bahwa ternyata memelihara hewan piaraan dapat melatih untuk bertanggung jawab. Hmm...ya juga ya. Kesepakatan untuk merawat Sandy dengan memberi makan dan membawanya ke depan untuk buang air ternyata bisa melatih tanggung jawab mereka ya. Plus, membersihkan kotoran mereka. Ck..ck..ck keingingan mereka kuat dan besar sekali demi seekor anjing peliharaan hingga mereka menyanggupi menerima tugas tanggung jawab ini.

Sebetulnya, pola ini juga melatih jiwa mengasuh dalam jiwa anak-anak. Tanggung jawab memelihara hewan mengembangkan nilai pengasuhan. Selain itu, anak-anak juga mulai mengembangkan perhatian di luar dirinya sendiri. Mereka dilatih untuk mengembangkan sikap disiplin dan keteraturan dalam menjalankan tanggung jawabnya. Hmm..oke juga ya..semoga...semoga...



Sandy suka sekali bermain bola. Beberapa bola plastik tidak lagi berbentuk bola di mulutnya. Meskipun ia punya kandang yang beralaskan kain-kain yang menghangatkan, ia memilih ember baju-baju cucian dan menyelinap dibawahnya untuk mencari kehangatan.
Ia akan meloncat keluar kalau pintu terbuka dan selalu mengajak kami bermain. Gigi-giginya yang mulai tumbuh lumayan menjadikan gigitannya terasa sakit sekarang.

Sandy vs Randy
Suatu sore, setelah puas bermain dengan Sandy bersama Fia dan Yosua, saya mandi. Ketika sedang sikat gigi dan kamar mandi yang ribut karena keran air menyala, terdengar pintu kamar mandi diketuk.
Terdengar oleh saya suara Fia:
"Ma, ada Sandy nihh"
Dalam hati saya, ya ampun..kenapa juga Sandy masuk dan berada di depan pintu kamar mandi. "Ayo, bawa Sandy nya ke belakang kak..." ujar saya sambil terus menyikat gigi
Tapi kemudian Fia menyahut...
"Uang keamanan ma..."
Loh...saya jadi bingung, sampai saya menyadari ternyata Fia berujar Randy, sang petugas keamanan, bukan Sandy.
"Oh...ambil saja uangnya di tas mama, kak" sayapun senyum-senyum sendiri di kamar mandi.