Mengenang Mama-ku yang sekarang sudah berada di surga...
Mam,
kalau mama ada sekarang, mama harusnya tinggal sama aku
menemani aku melewati hari-hari seorang ibu dengan dua anak yang sedang bertumbuh
[mama punya tiga anak untuk dibesarkan waktu itu ya mam]
aku pasti akan sering bertanya pada mama,
bagaimana cara menghadapi situasi-situasi rumah tangga saat kita harus menghadapi urusan didalamnya sendirian
[mama pasti punya pengalaman banyak, karena mama kan istrinya pelaut ya mam]
aku ingat, mama punya kesibukan bekerja sendiri. Mama punya salon yang ada di depan rumah. Mama juga aktif berorganisasi waktu itu, kalau tidak salah, Perkumpulan Wanita Maluku, gitu deh..
[salon depan rumah lumayan ramai ya mam, inget waktu itu asisten mama berdiri di pagar rumah, dan menyapa gadis-gadis belia yang lewat di depan rumah untuk ditawarkan kesempatan untuk jadi model praktik di salon]
perihal makanan dan pola makan, kita pasti akan saling mengingatkan akan makanan apa yang kita makan ya mam untuk jaga kesehatan kita. Kabarnya dulu, pola makan mama tidak bagus, senangnya makan makanan kaleng. Tidak bagus itu mama..he..he..tidak boleh sering-sering maksudnya..
[sorry nih mam, aku ngak ingat mama masak atau makanan spesial mama waktu itu. Mama ngak suka masak ya? he..he.he..]
dulu papa pernah cerita bagaimana mama melahirkan aku...
di rumah sakit itu, sudah saatnya mama melahirkan aku
papa mendoakan mama, dan tidak lama kemudian, aku lahir
[untung papa sedang tidak berlayar waktu aku lahir ya ma, mungkin itu sebabnya aku dekat sekali dengan papa hingga saat terakhirnya]
waktu bersama kita memang tidak lama ya mam, cuma sembilan tahun
mohon maaf kalau aku tidak bisa mengingat banyak kenangan kita bersama
aku sedih melihat penderitaan mama waktu itu, terbaring lemah dan tak berdaya
dan akhirnya meninggalkan kami semua untuk selamanya.
Mama tahu? Aku pernah merasakan berada di usia saat mama meninggalkan kami,
Merasakan bagaimana melewati masa-masa itu
Ternyata terbersit rasa sedih, seharusnya mama bisa menjadi mama yang produktif di usia itu
Mama tahu? saat itu justru aku merasa takut
Kalau aku mengalami apa yang mama alami di usia yang sama
[sekarang aku sudah melewati usia itu, 38, dan malu pada diri sendiri dengan perasaan-perasaan yang muncul saat itu he..he..he..]
ketika mama pergi selamanya, aku belum paham benar apa artinya tidak punya mama...
tak ada air mata yang meleleh...
aku hanya terdiam dan sesekali menatap papa disampingku yang mengenakan kacamata hitamnya
[tapi aku bisa merasakan betapa banyak orang yang kehilangan mama
bayangkan, mobil-mobil yang terparkir hampir mengitari blok rumah kita di Kampung Ambon..wah..banyak yang mengantar kepergian mama waktu itu]
Mam, ada satu hal yang mama pernah lakukan yang aku tidak bisa ceritakan disini...
aku melihat mama melakukan sesuatu yang aku tidak pahami saat itu
waktu itu hatiku terluka saat melihatnya...entah mengapa
[kenapa ya mam?...mama mau cerita ngak ya sekarang kalau aku tanya? he..he.he.]
Mam, aku memang tidak seperti anak-anak lain yang merasakan sentuhan dan belaian Ibu mereka saat mereka bertumbuh..
...tidak merasakan perhatian dan pendampingan saat aku menghadapi berbagai-bagai peristiwa hidup hingga aku seperti saat ini
...tidak mengalami bagaimana mama kecewa saat aku tidak menuruti nasihat mama
...tidak mengalami bagiaman mama bahagia saat aku bisa menyenangkan hati mama
...tidak bisa memeluk mama saat mama bersedih
...tidak bisa mencari mama dan menangis untuk menumpahkan kesedihanku
...tidak bisa curhat ke mama untuk segala hal yang ingin aku bagikan buat mama
...tidak ada kenangan yang cukup banyak kenangan kebersamaan kita dimasa lalu
tapi mam
ketidakhadiran mama justru menjadikan aku
sebagaimananya aku saat ini..
thank you mam!
I love you!
Tidak ada mama lain yang bisa menggantikan tempat mama
dalam hatiku..
Happy Mother's Day
PS:
Oh ya..aku mau kasih liat, kreasi Fia di hari Ibu tahun ini, kartu yang dibuatnya untuk aku :)
- cara bacanya: THANK YOU FOR ALL YOUR HELP -
Big hugs and kisses for you mam
Peace in Heaven and till we meet again :)
Thursday, December 23, 2010
Thursday, November 18, 2010
One scene of whats you call a real life
Suddenly our new maid said she wanted to go back home in the Idul Adha time. Because it was so sudden I asked why, she said because her sister in Kalimantan wants her to join her. A simple reason to quit so early. I only paid her salary once.
It was Tuesday 9th of November when she asked me that she planned to leave on Sunday 14th. She asked me just in time when I was about to go to work in the morning. What a 'perfect' time, heh? Negotiation was happening, until we agreed that she can leave on Tuesday 16th. I can not force her to stay while she wanted to leave right? I also do not want to retain the person who doesnt want to work with us anymore. I understand that Fia so sad when she waved her goodbye at that night. Gosh...it took quite long time to let her go. She took her a photo. But, you've got to face it. I embraced her...
Fortunately, the next day was holiday. Happy Idul Adha everyone. Someone has brought us a plastic of daging kurban. Think..think..think what to do with that. Keep it safely in the fridge. At the same time, the big family from Depok and Condet came to visit us. God answered Yosua's prayer, that his cousins came to play with him. yesterday he told me that he wished his cousins would come to our house. Next day, voila...here they are. They were going to Kandank Jurang Doank, biking around the complex, playing the computer games and watching a film. Seemed that they had a lovely time together. Until he was too tired at that night. Well..so were all of us actually.
We all woke up when the kids' pick up car sounded a horn. Of course I can't tell her to wait. It would be a 30 minutes of waiting. Too long, I think. So, I prepared everything [breakfast, kids' meal, hot water to bath, uniforms to wear] and drove kids to school. The kids would have arrived on time at school if there has not been many traffics happened on the way to school. The traffics were s***s. As predicted, Fia and Yosua were reluctant to get off the car and enter their class. I cannot force them to do what they dont feel to, can I?
THIS IS WHAT YOU CALL THE REAL LIFE.
Having had such driving situation, now I had to drive back home. Well....I must admit that it was not their fault. But, can't they just go inside their classroom? This was only their first time they came late at this term, and I would take them to the teacher in charge and explain the situation. Nope, didn't work.
Arrived home, I just continued the household stuff at the back of the house. Cloths washing. While inside, Fia was sweeping the floor and washing the dishes in the kitchen. Both of us did it quietly, not even a word. Yosua was sleeping in his room. I felt a bit calm down to see what Fia's been doing. So I took the two ice cream from the fridge and offered her one. We enjoyed it in the living room while we watched the telly until Yosua woke up. The situation was melting. The ice cream really worked as an ice-breaker.
Facebook was one of the stress-release. One or two hours I was there, Yosua came in and asked me to go to my bedroom to find a letter for me.
So sweet. Fia even returned the money I gave her this morning. I smiled and called them to explain why I was disappointed this morning. Hope they listened and understood.
Well kids, being a mom is a grant, being a good mom is a never ending process. My whole life will always be full of learning on how to be one. Remember, even if I want to be a super duper mom, a mom is also a human who sometimes fed up with such situation. Having had that feeling, regrets always come at the end.
Having you two as my children is a priceless gift that God has given me in my life.
I love you kids...
It was Tuesday 9th of November when she asked me that she planned to leave on Sunday 14th. She asked me just in time when I was about to go to work in the morning. What a 'perfect' time, heh? Negotiation was happening, until we agreed that she can leave on Tuesday 16th. I can not force her to stay while she wanted to leave right? I also do not want to retain the person who doesnt want to work with us anymore. I understand that Fia so sad when she waved her goodbye at that night. Gosh...it took quite long time to let her go. She took her a photo. But, you've got to face it. I embraced her...
Fortunately, the next day was holiday. Happy Idul Adha everyone. Someone has brought us a plastic of daging kurban. Think..think..think what to do with that. Keep it safely in the fridge. At the same time, the big family from Depok and Condet came to visit us. God answered Yosua's prayer, that his cousins came to play with him. yesterday he told me that he wished his cousins would come to our house. Next day, voila...here they are. They were going to Kandank Jurang Doank, biking around the complex, playing the computer games and watching a film. Seemed that they had a lovely time together. Until he was too tired at that night. Well..so were all of us actually.
We all woke up when the kids' pick up car sounded a horn. Of course I can't tell her to wait. It would be a 30 minutes of waiting. Too long, I think. So, I prepared everything [breakfast, kids' meal, hot water to bath, uniforms to wear] and drove kids to school. The kids would have arrived on time at school if there has not been many traffics happened on the way to school. The traffics were s***s. As predicted, Fia and Yosua were reluctant to get off the car and enter their class. I cannot force them to do what they dont feel to, can I?
THIS IS WHAT YOU CALL THE REAL LIFE.
Having had such driving situation, now I had to drive back home. Well....I must admit that it was not their fault. But, can't they just go inside their classroom? This was only their first time they came late at this term, and I would take them to the teacher in charge and explain the situation. Nope, didn't work.
Arrived home, I just continued the household stuff at the back of the house. Cloths washing. While inside, Fia was sweeping the floor and washing the dishes in the kitchen. Both of us did it quietly, not even a word. Yosua was sleeping in his room. I felt a bit calm down to see what Fia's been doing. So I took the two ice cream from the fridge and offered her one. We enjoyed it in the living room while we watched the telly until Yosua woke up. The situation was melting. The ice cream really worked as an ice-breaker.
Facebook was one of the stress-release. One or two hours I was there, Yosua came in and asked me to go to my bedroom to find a letter for me.
So sweet. Fia even returned the money I gave her this morning. I smiled and called them to explain why I was disappointed this morning. Hope they listened and understood.
Well kids, being a mom is a grant, being a good mom is a never ending process. My whole life will always be full of learning on how to be one. Remember, even if I want to be a super duper mom, a mom is also a human who sometimes fed up with such situation. Having had that feeling, regrets always come at the end.
Having you two as my children is a priceless gift that God has given me in my life.
I love you kids...
Tuesday, October 26, 2010
Cars that change colours
Yosua boleh memilih hadiah apa yang ia inginkan karena Laporan Sekolah-nya bagus. Jadilah, ia memilih mainan mobil-mobilan di salah satu toko mainan di Bintaro Plaza [iya, dia memilih mainan daripada buku].
Suatu malam, saya heran melihat mainan ini bisa berubah warna, dan kaget mendapatkan ada mainan mobil-mobilan di dalam kulkas. Dan inilah pertunjukan Yosua atas dua mobil-mobilannya yang bisa berubah warna dengan menggunakan air es dan air hangat.
Warna asli:
Perhatikan perbedaan warna kreasi Yosua:
Warna asli:
Saat mengubah-ubah warna mobil ini, Yosua menggunakan air di mangkok kecil, dan menggunakan air dari kulkas dan air panas dari dispenser. Basah di mana-mana.
Dan mamanya masih terheran-heran karena warna mobil yang bisa berubah-ubah dalam waktu sekejab ini. Kok bisa ya? Ck..ck..ck.. mainan jaman sekarang ya
Suatu malam, saya heran melihat mainan ini bisa berubah warna, dan kaget mendapatkan ada mainan mobil-mobilan di dalam kulkas. Dan inilah pertunjukan Yosua atas dua mobil-mobilannya yang bisa berubah warna dengan menggunakan air es dan air hangat.
Warna asli:
Perhatikan perbedaan warna kreasi Yosua:
Warna asli:
Saat mengubah-ubah warna mobil ini, Yosua menggunakan air di mangkok kecil, dan menggunakan air dari kulkas dan air panas dari dispenser. Basah di mana-mana.
Dan mamanya masih terheran-heran karena warna mobil yang bisa berubah-ubah dalam waktu sekejab ini. Kok bisa ya? Ck..ck..ck.. mainan jaman sekarang ya
Monday, October 18, 2010
Surat istimewa
Kemarin saya benar-benar merasa badan saya tidak enak.
Pulang satu jam lebih awal, saya langsung makan dan minum obat setiba di rumah, dan masuk kamar untuk tidur.
Kira-kira dua jam, saya terbangun karena Fia masuk membawa secarik kertas.
Masih setengah sadar, saya membaca tulisan di atas kertas putih itu:
Wah..surat yang istimewa buat saya. Terima kasih kembali Fia...senang Fia sudah sembuh dan sehat serta normal kembali. Terima kasih juga untuk doanya.
Pulang satu jam lebih awal, saya langsung makan dan minum obat setiba di rumah, dan masuk kamar untuk tidur.
Kira-kira dua jam, saya terbangun karena Fia masuk membawa secarik kertas.
Masih setengah sadar, saya membaca tulisan di atas kertas putih itu:
Wah..surat yang istimewa buat saya. Terima kasih kembali Fia...senang Fia sudah sembuh dan sehat serta normal kembali. Terima kasih juga untuk doanya.
Saturday, October 16, 2010
Belajar dari catatan harian Yosua
Saya minta ijin Yosua untuk mengunduh catatan hariannya ini. Pertama-tama dijelaskan dulu apa itu blog, dan apa konsekuensinya kalau catatan hariannya di unduh disitu. Dan Yosua tidak keberatan. Ia memilih halaman ini yang dianggapnya aman untuk diketahui oleh orang lain. Sementara, ada halaman lain yang saya sendiri tidak boleh membacanya.
Alasan saya ingin mengangkat catatan harian Yosua ini karena beberapa kali Yosua bertanya apa yang hendak kami kerjakan kalau keluar bersama. Belakangan saya ketahui, informasi itu ia butuhkan untuk ditulis di catatan hariannya. Kebetulan sekali, kami menemukan To DO List diary-nya Sponge Bob, dan mulailah Yosua mencatat kegiatan hariannya.
Uniknya, ada nilai yang diberikan untuk pencapaiannya. 100% kalau semua perencanaan kegiatan itu terpenuhi. Contoh kali ini, Yosua menilai 50%. Yuk kita lihat:
1. Tidak ada tanggal, tapi kalau dilihat dari isi kegiatannya, kemungkinan hari libur. Kegiatan bersekolah atau belajar tidak tercantum. Wupss....
2. Main piano tiga kali. Kok saya tidak pernah dengar ya?
3. Istirahat tujuh kali. Jelas sekali anak saya itu :-)
4. Main komputer, SIM PET, dua kali, kalau tidak berebut dengan sang kakak rasanya
5. Main kapal-kapalan. Memang Yosua lagi suka dengan membuat origami kapal laut dan kapal terbang. Dua kali.
6. Ternyata, kebanyakan kegiatan hari itu adalah main. Enaknya masa kanak-kanak itu...
Seandainya, kegiatan harian kita juga direkam seperti ini, kira kira waktu kita akan kita habiskan pada kegiatan apa ya?
Saya teringat waktu jaman kuliah dulu, saat mengikuti kelompok kecil dan belajar tentang waktu, kami diminta untuk mencatat selama seminggu, kegiatan apa saja yang kami lakukan tiap harinya. Dari tabel itu, akan nampak jelas, bagaimana waktu itu kita manfaatkan untuk kegiatan yang paling tidak berguna, seperti nongkrong di warung, sampai dengan belajar atau buat tugas di perpustakaan. Terbukti, paling sedikit waktu yang kita habiskan untuk kegiatan yang terakhir. Nah, list seminggu itu, menjadi penuntun buat kita untuk menjadwalkan kembali kegiatan-kegiatan kita sehingga waktu yang kita habiskan jelas akan terkuras dimana. Kegiatan apa dan berapa banyak waktu akan kita habiskan untuk itu.
Tapi setelah mempunyai jabatan multi di rumah, di tempat kerja, di asosiasi, wah..rasanya, akan penuh sekali daftar saya dalam sehari. Mana yang harus saya dahulukan kalau sudah begini ya? Padahal ada keinginan untuk menuntaskan 50 judul buku di tahun 2010 ini. Wah..sudah tiga bulan tidak buku yang tuntas dibaca. Skala prioritas dan belajar bilang tidak adalah dua hal yang saya pikir penting bagi saya untuk mengatur waktu dan skala kepentingan suatu pekerjaan. Mungkin ini bisa membantu saya untuk mengalokasikan waktu dengan bijaksana. Mudah - mudahan ini bukan sekedar teori saja ya.
Yosua mempunya standard yang tinggi untuk menilai kegiatan hariannya ini. Dari tanda X yang ada seharusnya ia masih bisa dapat angka diatas 50%. Entahlah mungkin ada perhitungan lain darinya.
Well done Yosua, semoga lebih bijaksana lagi mengatur waktunya ya..
Ehemm....mamanya juga yaaa...
Alasan saya ingin mengangkat catatan harian Yosua ini karena beberapa kali Yosua bertanya apa yang hendak kami kerjakan kalau keluar bersama. Belakangan saya ketahui, informasi itu ia butuhkan untuk ditulis di catatan hariannya. Kebetulan sekali, kami menemukan To DO List diary-nya Sponge Bob, dan mulailah Yosua mencatat kegiatan hariannya.
Uniknya, ada nilai yang diberikan untuk pencapaiannya. 100% kalau semua perencanaan kegiatan itu terpenuhi. Contoh kali ini, Yosua menilai 50%. Yuk kita lihat:
1. Tidak ada tanggal, tapi kalau dilihat dari isi kegiatannya, kemungkinan hari libur. Kegiatan bersekolah atau belajar tidak tercantum. Wupss....
2. Main piano tiga kali. Kok saya tidak pernah dengar ya?
3. Istirahat tujuh kali. Jelas sekali anak saya itu :-)
4. Main komputer, SIM PET, dua kali, kalau tidak berebut dengan sang kakak rasanya
5. Main kapal-kapalan. Memang Yosua lagi suka dengan membuat origami kapal laut dan kapal terbang. Dua kali.
6. Ternyata, kebanyakan kegiatan hari itu adalah main. Enaknya masa kanak-kanak itu...
Seandainya, kegiatan harian kita juga direkam seperti ini, kira kira waktu kita akan kita habiskan pada kegiatan apa ya?
Saya teringat waktu jaman kuliah dulu, saat mengikuti kelompok kecil dan belajar tentang waktu, kami diminta untuk mencatat selama seminggu, kegiatan apa saja yang kami lakukan tiap harinya. Dari tabel itu, akan nampak jelas, bagaimana waktu itu kita manfaatkan untuk kegiatan yang paling tidak berguna, seperti nongkrong di warung, sampai dengan belajar atau buat tugas di perpustakaan. Terbukti, paling sedikit waktu yang kita habiskan untuk kegiatan yang terakhir. Nah, list seminggu itu, menjadi penuntun buat kita untuk menjadwalkan kembali kegiatan-kegiatan kita sehingga waktu yang kita habiskan jelas akan terkuras dimana. Kegiatan apa dan berapa banyak waktu akan kita habiskan untuk itu.
Tapi setelah mempunyai jabatan multi di rumah, di tempat kerja, di asosiasi, wah..rasanya, akan penuh sekali daftar saya dalam sehari. Mana yang harus saya dahulukan kalau sudah begini ya? Padahal ada keinginan untuk menuntaskan 50 judul buku di tahun 2010 ini. Wah..sudah tiga bulan tidak buku yang tuntas dibaca. Skala prioritas dan belajar bilang tidak adalah dua hal yang saya pikir penting bagi saya untuk mengatur waktu dan skala kepentingan suatu pekerjaan. Mungkin ini bisa membantu saya untuk mengalokasikan waktu dengan bijaksana. Mudah - mudahan ini bukan sekedar teori saja ya.
Yosua mempunya standard yang tinggi untuk menilai kegiatan hariannya ini. Dari tanda X yang ada seharusnya ia masih bisa dapat angka diatas 50%. Entahlah mungkin ada perhitungan lain darinya.
Well done Yosua, semoga lebih bijaksana lagi mengatur waktunya ya..
Ehemm....mamanya juga yaaa...
Muntah
Sepagian ini Fia muntah. Warnanya kuning dan berlendir.
Sementara, kondisi saya juga lagi meriang dan batuk - batuk, kepala juga masih sakit.
Jadilah sakit menjaga si sakit.
Awalnya, saya kasih teh manis. Keluar lagi.
Bubur ayam well...saya hanya kasih buburnya saja, plain, keluar lagi.
Pocari Sweat saya berikan, keluar lagi.
Segera cari informasi di internet. Kabarnya, kalau muntah berwarna kekuninga itu karena ada yang tidak beres pada pencernaannya, semacam keracunan makanan. Kabarnya pula tidak perlu buru buru dibawa ke dokter. Dipuasakan dulu saja selama sejam. Fia memang kemudian tidak makan apa apa, karena tidur, sampai jam 12 siang. Ketika bangun, saya beri dia sup wortel kentang yang sudah disaring dulu. Setelah itu, saya yakinkan untuk membawanya ke dokter sambil berharap Fia tidak muntah lagi, dan makanan yang dimakannya bisa memberinya kekuatan.
Tiba di RSIB, Fia langsung mengajak ke toilet karena mau muntah. Yah, terpakasa sup yang dimakannyapun, keluar lagi. Setelah itu kita ke UGD yang ternyata penuh dengan pasien. Kalaupun mau menunggu, pasti akan lama. Saya utarakan bahwa saya perlu penanganan yang cepat untuk Fia, dan tidak bisa menunggu lama. AKhirnya diacu ke Poli Umum dengan dokter umum.
Setelah diperiksa, dokter menganjurkan untuk memberi suntikan anti muntah dan diberi obat mual. Obat yang disuntikkan adalah Vomceran injection 4mg/2 ml harganya Rp 38.133. Untungkah ada kamar periksa yang kosong, yang bisa ditempatkan Fia sambil saya menunggu resep dan membayar di kasir. Maklumlah, antrian sangat panjang. Kasihan kalau Fia harus ikut mengantri dalam kondisi mengantuk seperti itu.
Obat minum yang diresepkan adalah: Vomceran tablets 4mg sebanyak sepuluh butir @ Rp 16.867,- dan Pantozol Tablets 20 mg sebanyak sepuluh butir juga @ 18.562,50.
Pulang dari rumah sakit, Fia langsung minum Pantozolnya, karena obat ini harus diminum 30 menit sebelum makan. Setelah itu, saya suapi Fia dengan bubur dan sup. Lumayan, tiga jam selanjutnya tidak ada reaksi muntah. Hanya ada rasa mual, yang kemudian saya langsung berikan Vomceran tablet yang hanya diberikan kalau rasa mual.
Saya curiga penyebab Fia muntah-muntah hari ini adalah karena makanan yang dimakannya di sekolah. Pada hari Jumat, Fia bercerita dia makan beberapa snack pasar yang dibagikan disekolah, yang menyebabkan bekal Fia dari rumah tidak dimakan.
Mungkin karena jumlah yang dibagikan untuk para siswa lumayan banyak, ada beberapa diantaranya yang sudah tidak bagus lagi. Mungkin saja...Nanti perlu diinvestigasi...
Kasihan Fia,get well soon ya..
Sementara, kondisi saya juga lagi meriang dan batuk - batuk, kepala juga masih sakit.
Jadilah sakit menjaga si sakit.
Awalnya, saya kasih teh manis. Keluar lagi.
Bubur ayam well...saya hanya kasih buburnya saja, plain, keluar lagi.
Pocari Sweat saya berikan, keluar lagi.
Segera cari informasi di internet. Kabarnya, kalau muntah berwarna kekuninga itu karena ada yang tidak beres pada pencernaannya, semacam keracunan makanan. Kabarnya pula tidak perlu buru buru dibawa ke dokter. Dipuasakan dulu saja selama sejam. Fia memang kemudian tidak makan apa apa, karena tidur, sampai jam 12 siang. Ketika bangun, saya beri dia sup wortel kentang yang sudah disaring dulu. Setelah itu, saya yakinkan untuk membawanya ke dokter sambil berharap Fia tidak muntah lagi, dan makanan yang dimakannya bisa memberinya kekuatan.
Tiba di RSIB, Fia langsung mengajak ke toilet karena mau muntah. Yah, terpakasa sup yang dimakannyapun, keluar lagi. Setelah itu kita ke UGD yang ternyata penuh dengan pasien. Kalaupun mau menunggu, pasti akan lama. Saya utarakan bahwa saya perlu penanganan yang cepat untuk Fia, dan tidak bisa menunggu lama. AKhirnya diacu ke Poli Umum dengan dokter umum.
Setelah diperiksa, dokter menganjurkan untuk memberi suntikan anti muntah dan diberi obat mual. Obat yang disuntikkan adalah Vomceran injection 4mg/2 ml harganya Rp 38.133. Untungkah ada kamar periksa yang kosong, yang bisa ditempatkan Fia sambil saya menunggu resep dan membayar di kasir. Maklumlah, antrian sangat panjang. Kasihan kalau Fia harus ikut mengantri dalam kondisi mengantuk seperti itu.
Obat minum yang diresepkan adalah: Vomceran tablets 4mg sebanyak sepuluh butir @ Rp 16.867,- dan Pantozol Tablets 20 mg sebanyak sepuluh butir juga @ 18.562,50.
Pulang dari rumah sakit, Fia langsung minum Pantozolnya, karena obat ini harus diminum 30 menit sebelum makan. Setelah itu, saya suapi Fia dengan bubur dan sup. Lumayan, tiga jam selanjutnya tidak ada reaksi muntah. Hanya ada rasa mual, yang kemudian saya langsung berikan Vomceran tablet yang hanya diberikan kalau rasa mual.
Saya curiga penyebab Fia muntah-muntah hari ini adalah karena makanan yang dimakannya di sekolah. Pada hari Jumat, Fia bercerita dia makan beberapa snack pasar yang dibagikan disekolah, yang menyebabkan bekal Fia dari rumah tidak dimakan.
Mungkin karena jumlah yang dibagikan untuk para siswa lumayan banyak, ada beberapa diantaranya yang sudah tidak bagus lagi. Mungkin saja...Nanti perlu diinvestigasi...
Kasihan Fia,get well soon ya..
Tuesday, September 14, 2010
Bali: Pulau Lembongan dan Pantai Kuta
Liburan kali ini ke Bali lagi. Hitung hitung untuk menebus janji liburan kenaikan kelas Fia dan Yosua, yang terus tertunda. Selain itu juga sebagai tebusan karena mereka sering ditinggal untuk urusan orang tuanya. Wah..kalau ini berasa memberi suap buat mereka :-) Intinya, berlibur...keluar dari rutinitas. So, tanggal 13-16 Agustus 2010, kami menuju Bali dengan tujuan pertama Nathan hotel di Kuta, kemudian seharian mengikuti cruising tour dengan Bali Hai di Pulau Lembongan serta beristirahat di Alam Kul Kul, Kuta.
Fia santai dulu di Nathan Hotel
Kutorehkan jejakku di pantaimu...
Senyuummm...
Main pasir pantai
Sunset di Pantai Kuta
Pulau Lembongan
Menunggu keberangkatan
Di dalam boat, sudah tersedia penganan
Fia menikmati angin laut di ujung boat
Yosua tertidur pulas di deck atas
Merapat ke Pulau Lembongan
Semakin merapat...
Tiba di Pulau Lembongan
Area kolam renang
Pemandangan dari Pulau Lembongan
Fia, Yosua dan mamah nya :-)
Fia santai dulu di Nathan Hotel
Kutorehkan jejakku di pantaimu...
Senyuummm...
Main pasir pantai
Sunset di Pantai Kuta
Pulau Lembongan
Menunggu keberangkatan
Di dalam boat, sudah tersedia penganan
Fia menikmati angin laut di ujung boat
Yosua tertidur pulas di deck atas
Merapat ke Pulau Lembongan
Semakin merapat...
Tiba di Pulau Lembongan
Area kolam renang
Pemandangan dari Pulau Lembongan
Fia, Yosua dan mamah nya :-)
Tuesday, September 7, 2010
A diary of three surviving days without Yuni Sara
Yuni Sara has gone home for Lebaran Holidays.
She went home joyfully on last Sunday and left me 'tearfully' imagining the days without her for about two weeks. Imagining that my lazy time will be very minimum because I'll be using that time by doing house cleaning, cooking, washing, mopping, etc etc.
She is a smart, energetic, diligent and helpful assistant in my house. She's been with us for three years already so she's about 18 years old by now. She coped most with everything in this household stuff.
She also borrowed books and teens magazines from my library. I recommended romance literature from Bahasa Indonesia section and Gadis magazines.
Kids like her very much. So do I. How can I manage this household business without her help while I work at the same time? Well, Yuni Sara also needs a break, right?
Having worked with us for the last one year especially at this Idul Fitri time, she deserves it. Enjoy your time in your kampung Yuni Sara....
[and please coming back...]
PS: I think I need to write it down in Bahasa Indonesia, just in case she came across and read it later? Just to make sure that she understands. :-)
Day one:
Woke up at 5am
ready to cook
upss...stove didnt work
no wonder
the gas run out
okey
lets start with drinking a glass of water
good for your health if you do it regularly every morning
but
not even a drip of water came out from dispenser tap
no wonder
the water galoon was empty
One hour later,
made a phone call for gas and galoons delivery
now I know the man who assisted Yuni Sara to do these kind of stuff
done
ready for work now
Day Two
Woke up at 5am
ready to cook vegetable soup and chicken stew
cut this, wash that, plunged the vegetables in to the pan, stirred here and there
and voilaaa....wups 7.30am
I supposed to leave for work by that time
I couldn't believe it..
I spent two hours and half
just to cook those two
I thought it supposed to take one and half hours at most
anyway...
felt touchy when I saw Yosua
so busy with his duty
washing all the plates and cups and cooking stuff
and refusing her sister's offer
to play outside for biking
'I'm busy', he was shouting back
so he knows he needed to complete his task
and he worked that out without having me telling him to do so
isn't that so sweet of him?
[it was him who chose to do dishes washing at the first stage]
wuppss...made my way to work, I knew it would be late though
Afternoon-back from work
I saw that clothelines full with the washed cloths
Just found out that Fia managed to wash them all during the day
Very well done, Fia
Day three:
I decided to wake up at 6am
Plan to cook one type of food only
Oriental Seafood Soup - that's what I call it-
A pan of boiled water
chopped garlic
shrimps, ikan kakap fillet and organic tofu
added a tablespoon of fish oil and salt sauce and pepper
Taste it..I think its oriental enough
that's for lunch
I'll balance the nutrition with more vegetables later
Well my third day without Yuni Sara is almost finish today
Realising that my house-duty was not that heavy as I imagined before
Kids are grown up, are they?
I think I now need to teach them about: consistency
So I can consistency have spare time in these times
to enjoy my Idul Fitri break too
well...I'm growing old, you know,
I think that is the fair reason to do that :-)
She went home joyfully on last Sunday and left me 'tearfully' imagining the days without her for about two weeks. Imagining that my lazy time will be very minimum because I'll be using that time by doing house cleaning, cooking, washing, mopping, etc etc.
She is a smart, energetic, diligent and helpful assistant in my house. She's been with us for three years already so she's about 18 years old by now. She coped most with everything in this household stuff.
She also borrowed books and teens magazines from my library. I recommended romance literature from Bahasa Indonesia section and Gadis magazines.
Kids like her very much. So do I. How can I manage this household business without her help while I work at the same time? Well, Yuni Sara also needs a break, right?
Having worked with us for the last one year especially at this Idul Fitri time, she deserves it. Enjoy your time in your kampung Yuni Sara....
[and please coming back...]
PS: I think I need to write it down in Bahasa Indonesia, just in case she came across and read it later? Just to make sure that she understands. :-)
Day one:
Woke up at 5am
ready to cook
upss...stove didnt work
no wonder
the gas run out
okey
lets start with drinking a glass of water
good for your health if you do it regularly every morning
but
not even a drip of water came out from dispenser tap
no wonder
the water galoon was empty
One hour later,
made a phone call for gas and galoons delivery
now I know the man who assisted Yuni Sara to do these kind of stuff
done
ready for work now
Day Two
Woke up at 5am
ready to cook vegetable soup and chicken stew
cut this, wash that, plunged the vegetables in to the pan, stirred here and there
and voilaaa....wups 7.30am
I supposed to leave for work by that time
I couldn't believe it..
I spent two hours and half
just to cook those two
I thought it supposed to take one and half hours at most
anyway...
felt touchy when I saw Yosua
so busy with his duty
washing all the plates and cups and cooking stuff
and refusing her sister's offer
to play outside for biking
'I'm busy', he was shouting back
so he knows he needed to complete his task
and he worked that out without having me telling him to do so
isn't that so sweet of him?
[it was him who chose to do dishes washing at the first stage]
wuppss...made my way to work, I knew it would be late though
Afternoon-back from work
I saw that clothelines full with the washed cloths
Just found out that Fia managed to wash them all during the day
Very well done, Fia
Day three:
I decided to wake up at 6am
Plan to cook one type of food only
Oriental Seafood Soup - that's what I call it-
A pan of boiled water
chopped garlic
shrimps, ikan kakap fillet and organic tofu
added a tablespoon of fish oil and salt sauce and pepper
Taste it..I think its oriental enough
that's for lunch
I'll balance the nutrition with more vegetables later
Well my third day without Yuni Sara is almost finish today
Realising that my house-duty was not that heavy as I imagined before
Kids are grown up, are they?
I think I now need to teach them about: consistency
So I can consistency have spare time in these times
to enjoy my Idul Fitri break too
well...I'm growing old, you know,
I think that is the fair reason to do that :-)
Thursday, July 1, 2010
For those who are not with us anymore...
One day, Fia showed me this song. She got it from MTV Asia and searched it in Youtube. She likes Mariah Carey.
But this song, triggered us to the memories of those who were leaving this earth peacefully. Both of us so sad when we listened to this song. But through this song, we know that we never really say goodbye to them...
Bye Bye-Mariah Carey w/lyrics
But this song, triggered us to the memories of those who were leaving this earth peacefully. Both of us so sad when we listened to this song. But through this song, we know that we never really say goodbye to them...
Bye Bye-Mariah Carey w/lyrics
Monday, April 19, 2010
19 April 2010
Mengingat kebesaran dan anugrah Tuhan 10 tahun yang lalu
Hari ini, Fia berulang tahun ke 10 tahun. Ulang tahun pertama untuk usia angka dua dijit.
Hari saat kami diingatkan betapa luar biasanya kasih dan anugrah Tuhan dalam hidup kami.
Saya katakan pada Fia maupun pada siapa saja saat ada kesempatan, bahwa kelahiran Fia adalah bukti keagungan Tuhan yang nyata dalam hidup kami.
Proses kelahiran Fia, meskipun normal, mengalami tahap yang tidak normal. Perkiraan Fia lahir tanggal 12 April. Dokter kandungan menganjurkan, sekiranya dalam satu minggu kemudian tidak terjadi apa-apa, maka saya diminta untuk datang tanggal 19 April untuk diinduksi, supaya bisa melahirkan. Minggu sebelumnya, dokter hanya memeriksa detak jantung bayi dengan menggunakan alat, dan seingat saya, USG terakhir dilakukan saat kehamilan saya berusia 7 bulan.
Akhirnya, Rabu siang, saya siap untuk diinduksi. Pukul 12, suster memasang infus dan kira-kira pukul 3, mulailah perut saya berkontraksi dengan jeda waktu satu jam, setengah jam, dan kontraksi sangat mulai terjadi pukul setengah lima sore.
Akhirnya, pukul delapan lewat lima belas, saya masuk ke kamar bersalin. Gejolak Fia yang mau keluar bak gelombang di perut saya. Suster mengatakan agar saya bertahan dulu, karena dokternya belum datang. Untunglah tidah lama, setelah dokter datang, pukul setengah sembilan kurang, proses kelahiran dapat dimulai. Setelah beberapa saat, ternyata Fia tidak kunjung keluar. Dokter memberi jalan keluar dengan melakukan vakum. Saya merasa tidak ada pilihan lain, maka Fia pun di vakum.
Segera setelah Fia lahir, dokter mengatakan bahwa bayinya terlilit.
Belakangan saya baru menyadari, bahwa jika bayi terlilit, maka induksi dan vacuum tidak diperbolehkan, karena adanya kemungkinan sang bayi terjerat tali pusat yang akan membahayakan hidupnya.
Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan..
Selamat Ulang Tahun, Fia...
How Great Thou Art, How Great Thou Art...
Hari ini, Fia berulang tahun ke 10 tahun. Ulang tahun pertama untuk usia angka dua dijit.
Hari saat kami diingatkan betapa luar biasanya kasih dan anugrah Tuhan dalam hidup kami.
Saya katakan pada Fia maupun pada siapa saja saat ada kesempatan, bahwa kelahiran Fia adalah bukti keagungan Tuhan yang nyata dalam hidup kami.
Proses kelahiran Fia, meskipun normal, mengalami tahap yang tidak normal. Perkiraan Fia lahir tanggal 12 April. Dokter kandungan menganjurkan, sekiranya dalam satu minggu kemudian tidak terjadi apa-apa, maka saya diminta untuk datang tanggal 19 April untuk diinduksi, supaya bisa melahirkan. Minggu sebelumnya, dokter hanya memeriksa detak jantung bayi dengan menggunakan alat, dan seingat saya, USG terakhir dilakukan saat kehamilan saya berusia 7 bulan.
Akhirnya, Rabu siang, saya siap untuk diinduksi. Pukul 12, suster memasang infus dan kira-kira pukul 3, mulailah perut saya berkontraksi dengan jeda waktu satu jam, setengah jam, dan kontraksi sangat mulai terjadi pukul setengah lima sore.
Akhirnya, pukul delapan lewat lima belas, saya masuk ke kamar bersalin. Gejolak Fia yang mau keluar bak gelombang di perut saya. Suster mengatakan agar saya bertahan dulu, karena dokternya belum datang. Untunglah tidah lama, setelah dokter datang, pukul setengah sembilan kurang, proses kelahiran dapat dimulai. Setelah beberapa saat, ternyata Fia tidak kunjung keluar. Dokter memberi jalan keluar dengan melakukan vakum. Saya merasa tidak ada pilihan lain, maka Fia pun di vakum.
Segera setelah Fia lahir, dokter mengatakan bahwa bayinya terlilit.
Belakangan saya baru menyadari, bahwa jika bayi terlilit, maka induksi dan vacuum tidak diperbolehkan, karena adanya kemungkinan sang bayi terjerat tali pusat yang akan membahayakan hidupnya.
Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan..
Selamat Ulang Tahun, Fia...
How Great Thou Art, How Great Thou Art...
Tuesday, April 13, 2010
Rekreasi...perlu ya?
Akhir pekan,
apalagi kalau bukan meluruskan syaraf-syaraf yang kaku setelah lima hari bekerja.
Saatnya ber-re-kreasi supaya siap menghadapi minggu selanjutnya:-)
-- alasan untuk rileks dan santai-santai dengan keinginan untuk tidak mengerjakan apa apa sebetulnya --.
Sabtu ini, pilihan kami Taman Kota 2, BSD.
Lahannya luas, rimbun dan dilengkapi dengan track untuk mereka yang mau jogging maupun bersepeda. Atau hanya untuk duduk-duduk santai. Ada jembatan penghubung dan aliran sungai membelah areal yang luas ini. Ada juga penjual tanaman-tanaman hias yang indah-indah. Saya membeli media 'tanah' untuk anggrek dan pupuknya. Serta membeli sebuah tanaman melati.
Hari Minggu,
Pilihan jatuh ke Ancol, karena anak-anak ingin bermain pasir dan bom bom car (?)
Untuk yang terakhir, tidak kami temui di Ancol. Mungkin harus masuk ke Dunia Fantasi.
Waktu kami habiskan denga bermain pasir, naik perahu dan makan seafood. Lelah, tapi menyenangkan. (Impaslah, keinginan saya tadinya hanya ingin santai-santai di rumah dan do nothing)
Saya terkesan saat Fia meminjam handphone saya untuk merekam sebuah cerita yang dibintangi oleh Yosua, saat mereka sedang bermain pasir pantai. Judul ceritanya Monster Sambal. Bagaimana Yosua yang terkubur setengah badannya dengan pasir, tiba-tiba bangkit dari 'kuburnya' untuk mengobrak-abrik desa untuk mencari makanannya, Sambal(sambal ini adalah sisa sambal sachet yang kami dapat dari McD), yang diraupnya dan 'seolah-olah' dilahapnya. Saya suka melihat cara Yosua dalam melakukan scene ini. Ia bisa menciptakan cara melahap, tanpa melahap sesungguhnya. Cerita spontan, aktor spontan. Film spontan. (Hmmmm..mungkin bisa dibuat buku ceritanya nanti dan diedit videonya)
Ternyata, momen-momen seperti ini, dapat juga menjadi suatu kesempatan untuk berkreasi bagi anak-anak, yang hasilnya diluar dugaan orang tua. Saya melihat Fia yang berperan sebagai pembawa acara, pembuat cerita serta Yosua sebagai aktor yang dengan 'luwesnya' memainkan peran spontan mengikuti jalan cerita Fia, tanpa ada kesepakatan apa-apa sebelumnya. Spontan dan lucu.
Rekreasi, perlu... karena:
Rekreasi dapat memberi stimulasi hingga merangsang kreatifitas anak-anak untuk berkreasi...
(Ternyata anak-anak perlu sering sering diberi stimulasi untuk merangsang kreatifitasnya, dan orang tua akan dapat melihat hasil kreatifitas mereka yang tak terduga)
Well ..ini adalah satu satu bentuk kegiatan rekreasi di luar rumah.
Ada ide untuk bentuk rekreasi di dalam rumah yang murah meriah tapi tetap mempunyai unsur stimulasi, kreatifitas dan kreasi?
apalagi kalau bukan meluruskan syaraf-syaraf yang kaku setelah lima hari bekerja.
Saatnya ber-re-kreasi supaya siap menghadapi minggu selanjutnya:-)
-- alasan untuk rileks dan santai-santai dengan keinginan untuk tidak mengerjakan apa apa sebetulnya --.
Sabtu ini, pilihan kami Taman Kota 2, BSD.
Lahannya luas, rimbun dan dilengkapi dengan track untuk mereka yang mau jogging maupun bersepeda. Atau hanya untuk duduk-duduk santai. Ada jembatan penghubung dan aliran sungai membelah areal yang luas ini. Ada juga penjual tanaman-tanaman hias yang indah-indah. Saya membeli media 'tanah' untuk anggrek dan pupuknya. Serta membeli sebuah tanaman melati.
Hari Minggu,
Pilihan jatuh ke Ancol, karena anak-anak ingin bermain pasir dan bom bom car (?)
Untuk yang terakhir, tidak kami temui di Ancol. Mungkin harus masuk ke Dunia Fantasi.
Waktu kami habiskan denga bermain pasir, naik perahu dan makan seafood. Lelah, tapi menyenangkan. (Impaslah, keinginan saya tadinya hanya ingin santai-santai di rumah dan do nothing)
Saya terkesan saat Fia meminjam handphone saya untuk merekam sebuah cerita yang dibintangi oleh Yosua, saat mereka sedang bermain pasir pantai. Judul ceritanya Monster Sambal. Bagaimana Yosua yang terkubur setengah badannya dengan pasir, tiba-tiba bangkit dari 'kuburnya' untuk mengobrak-abrik desa untuk mencari makanannya, Sambal(sambal ini adalah sisa sambal sachet yang kami dapat dari McD), yang diraupnya dan 'seolah-olah' dilahapnya. Saya suka melihat cara Yosua dalam melakukan scene ini. Ia bisa menciptakan cara melahap, tanpa melahap sesungguhnya. Cerita spontan, aktor spontan. Film spontan. (Hmmmm..mungkin bisa dibuat buku ceritanya nanti dan diedit videonya)
Ternyata, momen-momen seperti ini, dapat juga menjadi suatu kesempatan untuk berkreasi bagi anak-anak, yang hasilnya diluar dugaan orang tua. Saya melihat Fia yang berperan sebagai pembawa acara, pembuat cerita serta Yosua sebagai aktor yang dengan 'luwesnya' memainkan peran spontan mengikuti jalan cerita Fia, tanpa ada kesepakatan apa-apa sebelumnya. Spontan dan lucu.
Rekreasi, perlu... karena:
Rekreasi dapat memberi stimulasi hingga merangsang kreatifitas anak-anak untuk berkreasi...
(Ternyata anak-anak perlu sering sering diberi stimulasi untuk merangsang kreatifitasnya, dan orang tua akan dapat melihat hasil kreatifitas mereka yang tak terduga)
Well ..ini adalah satu satu bentuk kegiatan rekreasi di luar rumah.
Ada ide untuk bentuk rekreasi di dalam rumah yang murah meriah tapi tetap mempunyai unsur stimulasi, kreatifitas dan kreasi?
Saturday, March 27, 2010
Kids' works at the weekend
Wednesday, March 24, 2010
Kacamata buat Fia
Jangan pernah mengacuhkan keluhan si kecil, seberapa sepelenya pun keluhan itu. Hal ini terjadi saat pertama kali saya mengganti kacamata tahun lalu. Saat itu, Fia tampak antusias sekali dengan kacamata yang saya kenakan. Fia ingin sekali mengenakan kacamata. Berulang-ulang saya katakan, untuk tidak mengenakan kacamata saya agar matanya tidak 'rusak'
Setelah beberapa saat kemudian, Fia mengeluhkan kalau ia merasa perlu memeriksakan matanya ke doketer, karena ia merasa agak kesulitan untuk membaca. Saat itu, saya pikir, Fia hanya ingin 'gaya-gaya'an dengan kacamata.
Selang beberapa bulan kemudian, saya mulai memperhatikan bagaimana Fia sering memicingkan matanya jika melihat objek tertentu. Saat ia menonton televisi, saat ia mengalihkan pandagannya untuk melihat sesuatu, beberapa kali saya memergokinya ia memicingkan mata.
Akhirnya, setelah acara keluarga hari Sabtu lalu, beberapa orang memberi masukan buat saya bahwa Fia perlu diperiksa matanya. Seorang mengatakan seraya menunjukkan bagaiman Fia menonton televisi dan seorang lain mengatakan bahwa Fia pernah bilang padanya, kalau ia merasa kesulitan untuk melihat tulisan di papan tulis di kelas saat ia duduk di deretan bangku belakang.
Saya mencari waktu yang pas untuk membawanya ke dokter mata. Ternyata, pemeriksaan membuktikan bahwa mata kanan Fia mengalami koreksi minus 1,5 dan mata kirinya minus 2. Serta keduanya mengalami silinder 0,5. Menurut pak dokter, koreksi ini terjadi karena terlalu sering menggunakan mata untuk ajrak pandang yang dekat seperti membaca buku dan menggunakan komputer. Hal ini dapat disiasati dengan melatih pandangan mata dengan memandang objek-objek jauh, apalagi setelah membaca dan menggunakan komputer. Bisa berkurang, apalagi kalau dibawa dalam doa, demikian kata pak dokter. Ternyata, Fia baru mengakui kalau kesulitan membacanya ini telah ia alami saat semester pertama sekolah, tahun lalu. --Saat saya mengenakan kacamata saya yang sering ia main-mainkan saat itu--
Ya ampun...,betapa saya sudah mengacuhkan keluhanannya saat itu....tersusup perasaan menyesal dalam hati. Maaf ya kak..Seharusnya tidak perlu menunggu demikian lama untuk melakukan pemeriksaan mata.
Kemarin sore, kacamatanya siap dipakai. Setelah dikenakan, tampak senyum sumringah Fia menghias wajahnya dan spontan ia berkata, sekarang aku bisa melihat lebih jelas, Ma...lalu ia bereksperimen dengan kacamatanya sambil mencoba-coba melihat objek-objek disekitarnya seraya membandingkan dengan melihatnya tanpa dan dengan kacamatanya.
Senang melihat Fia bisa senyum lebar lagi.
Setelah beberapa saat kemudian, Fia mengeluhkan kalau ia merasa perlu memeriksakan matanya ke doketer, karena ia merasa agak kesulitan untuk membaca. Saat itu, saya pikir, Fia hanya ingin 'gaya-gaya'an dengan kacamata.
Selang beberapa bulan kemudian, saya mulai memperhatikan bagaimana Fia sering memicingkan matanya jika melihat objek tertentu. Saat ia menonton televisi, saat ia mengalihkan pandagannya untuk melihat sesuatu, beberapa kali saya memergokinya ia memicingkan mata.
Akhirnya, setelah acara keluarga hari Sabtu lalu, beberapa orang memberi masukan buat saya bahwa Fia perlu diperiksa matanya. Seorang mengatakan seraya menunjukkan bagaiman Fia menonton televisi dan seorang lain mengatakan bahwa Fia pernah bilang padanya, kalau ia merasa kesulitan untuk melihat tulisan di papan tulis di kelas saat ia duduk di deretan bangku belakang.
Saya mencari waktu yang pas untuk membawanya ke dokter mata. Ternyata, pemeriksaan membuktikan bahwa mata kanan Fia mengalami koreksi minus 1,5 dan mata kirinya minus 2. Serta keduanya mengalami silinder 0,5. Menurut pak dokter, koreksi ini terjadi karena terlalu sering menggunakan mata untuk ajrak pandang yang dekat seperti membaca buku dan menggunakan komputer. Hal ini dapat disiasati dengan melatih pandangan mata dengan memandang objek-objek jauh, apalagi setelah membaca dan menggunakan komputer. Bisa berkurang, apalagi kalau dibawa dalam doa, demikian kata pak dokter. Ternyata, Fia baru mengakui kalau kesulitan membacanya ini telah ia alami saat semester pertama sekolah, tahun lalu. --Saat saya mengenakan kacamata saya yang sering ia main-mainkan saat itu--
Ya ampun...,betapa saya sudah mengacuhkan keluhanannya saat itu....tersusup perasaan menyesal dalam hati. Maaf ya kak..Seharusnya tidak perlu menunggu demikian lama untuk melakukan pemeriksaan mata.
Kemarin sore, kacamatanya siap dipakai. Setelah dikenakan, tampak senyum sumringah Fia menghias wajahnya dan spontan ia berkata, sekarang aku bisa melihat lebih jelas, Ma...lalu ia bereksperimen dengan kacamatanya sambil mencoba-coba melihat objek-objek disekitarnya seraya membandingkan dengan melihatnya tanpa dan dengan kacamatanya.
Senang melihat Fia bisa senyum lebar lagi.
Subscribe to:
Posts (Atom)