Saturday, March 27, 2010

Kids' works at the weekend

This is the picture of me at Fia's eyes:



I think she pictures me well: glasses, book, iPod, bed, hairspray, lipstick and face-powder.

My future chef in action:
Menu for lunch today: DONBURA

Preparation time:










Ready...


So yummmyyyyyy....

Wednesday, March 24, 2010

Kacamata buat Fia

Jangan pernah mengacuhkan keluhan si kecil, seberapa sepelenya pun keluhan itu. Hal ini terjadi saat pertama kali saya mengganti kacamata tahun lalu. Saat itu, Fia tampak antusias sekali dengan kacamata yang saya kenakan. Fia ingin sekali mengenakan kacamata. Berulang-ulang saya katakan, untuk tidak mengenakan kacamata saya agar matanya tidak 'rusak'

Setelah beberapa saat kemudian, Fia mengeluhkan kalau ia merasa perlu memeriksakan matanya ke doketer, karena ia merasa agak kesulitan untuk membaca. Saat itu, saya pikir, Fia hanya ingin 'gaya-gaya'an dengan kacamata.

Selang beberapa bulan kemudian, saya mulai memperhatikan bagaimana Fia sering memicingkan matanya jika melihat objek tertentu. Saat ia menonton televisi, saat ia mengalihkan pandagannya untuk melihat sesuatu, beberapa kali saya memergokinya ia memicingkan mata.

Akhirnya, setelah acara keluarga hari Sabtu lalu, beberapa orang memberi masukan buat saya bahwa Fia perlu diperiksa matanya. Seorang mengatakan seraya menunjukkan bagaiman Fia menonton televisi dan seorang lain mengatakan bahwa Fia pernah bilang padanya, kalau ia merasa kesulitan untuk melihat tulisan di papan tulis di kelas saat ia duduk di deretan bangku belakang.

Saya mencari waktu yang pas untuk membawanya ke dokter mata. Ternyata, pemeriksaan membuktikan bahwa mata kanan Fia mengalami koreksi minus 1,5 dan mata kirinya minus 2. Serta keduanya mengalami silinder 0,5. Menurut pak dokter, koreksi ini terjadi karena terlalu sering menggunakan mata untuk ajrak pandang yang dekat seperti membaca buku dan menggunakan komputer. Hal ini dapat disiasati dengan melatih pandangan mata dengan memandang objek-objek jauh, apalagi setelah membaca dan menggunakan komputer. Bisa berkurang, apalagi kalau dibawa dalam doa, demikian kata pak dokter. Ternyata, Fia baru mengakui kalau kesulitan membacanya ini telah ia alami saat semester pertama sekolah, tahun lalu. --Saat saya mengenakan kacamata saya yang sering ia main-mainkan saat itu--

Ya ampun...,betapa saya sudah mengacuhkan keluhanannya saat itu....tersusup perasaan menyesal dalam hati. Maaf ya kak..Seharusnya tidak perlu menunggu demikian lama untuk melakukan pemeriksaan mata.

Kemarin sore, kacamatanya siap dipakai. Setelah dikenakan, tampak senyum sumringah Fia menghias wajahnya dan spontan ia berkata, sekarang aku bisa melihat lebih jelas, Ma...lalu ia bereksperimen dengan kacamatanya sambil mencoba-coba melihat objek-objek disekitarnya seraya membandingkan dengan melihatnya tanpa dan dengan kacamatanya.

Senang melihat Fia bisa senyum lebar lagi.